Wednesday 6 December 2017

SENNHEISER HD201 REVIEW


salam bloggers ....
sebenarnya ini adalah headphone branded yang pertama yang ane beli dulu ( sebelumnya pakai yang ada logo bintangnya he he ) , tepatnya hadiah sih dari mantan pacar waktu ultah sekitar tahun 2007an dulu , kesan dulu sih yang ane rasa bassnya kurang nendang makanya beberapa bulan sempat upgrade ke hd202ii yang lebih ngebass he he maklum kuping awam pengennya bass melulu , dan beberapa har yang lalu sempat liat lagi di marketplace online dengan harga yang menggoda dan masuk budget , dan akhirnya autobuy dah buat nostalgia. sayangnya hd202 ane salah satu drivernya mati dan sudah dijual dalam keaddan rusak ,jadi susah mencari perbandingannya.


DESIGN
terbuat dari plastik yang lumayan tipis dan terkesan ringkih membuatnya menjadi sangat ringan dan nyaman digunakan portable , padnya berjenis over ear jadi kuping kita masuk tuh seluruhnya kedalam busa pad jadi nyaman buat berlama lama , bandingkan dengan adiknya hd202 yang berjenis on ear ( pads nempel di telinga ) ini jauh lebih enak digunakan, plastik tipis pembungkus pads juga terkesan ringkih , pengalaman dulu sampai rontok di kedua headphone sennheiser ane. satu lagi yang ane kurang suka yaitu kabelnya yang panjang  ( 3 meter ) kurang portable , tapi buat yang play via pc atau laptop bisa sambil joget koplo nih makenya. namun mengingat harganya yang masih level kere hore yaitu sekitar 300 ribuan semua kekurangannya itu dapat dimaklumi.


SOUND
impresi suara didapat langsung out of the box ya tanpa proses burn in , karena saya beranggapan headphone ini siap pakai dan sudah lulus quality control jadi kalau nanti lama lama ada perubahan lebih enak karena proses burn in ane anggap itu sebagai bonus he he ( menang banyak )
arah suara di kuping awam ane adalah balance to dark , dengan detail dan clarity yang sangat baik , separasi alat musik sangat baik karena sound stage yang luas dapat diciptakan dengan baik, karena sifatnya sedikit dark jadi penempatan alat musik dan imaging jadi sangat bagus ( treble yang sedikit roll off akan membuat posisi drum sama seperti aslinya yaitu agak kebelakang ) tanpa menghilangkan detail dari suara cymbal.

low   = bass bulat dan dalam meski tidak terlalu besar tapi kualitasnya bagus , tekstur bagus dan jelas , ekor pendek dan lincah , basshead akut perlu sedikit micin untuk menikmatinya ( misal di mx4 pro dirac diaktifkan atau di xiaomi dengan mengaktifkan mi enhancer lumayan dapat menambah kuantitas bass ) secara umum bassnya masih enak

mid   = vokal terdengar maju dan halus , basah dan intim , vokal cewek terdengar natural seperti suara asli , desah ,tarikan nafas terdengar real tanpa digitalisasi, petikan petikan gitar akustik sangat detail dan jernih , perpindahan fret gitar juga terdengar jelas dan bersih. layer suara lumayan dapat dirasakan.

high  = treble sopan dan sedikit mundur , tanpa ada kesan nusuk , penempatan posisi drum jadi benar kalau begini. nyaman buat didengar berlama lama.

secara keseluruhan masih bisa dikatagorikan all rounder , siap menghajar berbagai jenis musik , jika dirasa bassnya kurang bisa ditambah sedikit micin ( ane dari jaman tape compo kaset selalu suka bermain micin gan , asal sesuai selera dan tidak berlebihan aja he he ) atau tambah amplifier yang ada bass bost , secara teknikalitas untuk harga segini sudah sangat bagus , value for moneynya kena banget. recomended buat penggunaan harian dengan suara yang balance dan menyenangkan.


impresi bersifat subjektif sesuai kepribadian , isi kantong dan selera penulis , percaya kuping sendiri adalah memang yang terbaik. review menggunakan :
- player : meizu mx4 pro ( ess es9018k2m sabre dac ) , redmi 3 snapdragon 616 , nokia 5800 express music, sony ericsson walkman w800i , votre dan compaq cq40. ( equalizer off tanpa micin )
- lagu : album bossanova java the best , album sierra soetedjo the one , the best of yao si ting , susan wong album some one like you , disturbed album immortalized.
foto foto didapat dari si mbah , ane males foto gak ada kamera bagus he he


No comments:

Post a Comment